Ternate – Selasa (29/11), Karantina Pertanian Ternate melakukan tindakan karantina penolakan terhadap daging sapi sebanyak 42,9 kg dari Surabaya melalui Bandar Udara Sultan Babullah. Dalam proses penolakan ini dihadiri oleh perwakilan dari Polsek KP3 Bandar Udara Sultan Babullah.
Hal tersebut searah dengan himbauan dari Kepala Karantina Pertanian Ternate, Tasrif untuk tetap melakukan tindakan sesuai dengan amanat UU Nomor 21 Tahun 2019 dalam upaya melindungi Maluku Utara dari masuk, keluar, dan tersebarnya HPHK dan OPTK di setiap tempat pemasukan dan tempat pengeluaran
“Daging tersebut kami dapat saat pengawasan rutin pada kargo Bandar Sultan Babullah dan sudah kami periksa ternyata tidak disertai sertifikat dari daerah asal serta tidak dilengkapi dokumen karantina hewan sehingga daging tersebut kami tahan,” ujar Tasrif
“Daging Sapi merupakan salah satu produk hewan rentan PMK, sehingga daging tersebut kami tahan karena hingga saat ini Maluku Utara masih berstatus hijau dari penyakit PMK”, tambahnya.
Tindakan karantina penolakan ini dilakukan apabila persyaratan dokumen karantina hewan tidak dapat dipenuhi dalam kurun waktu yang ditetapkan dari awal penahanan dan merupakan bentuk kepatuhan terhadap UU Nomor 21 Tahun 2019 dan berdasarkan SE Satgas PMK nomor 07 tahun 2022 tentang lalu-lintas hewan dan produk hewan rentan pmk.
Penolakan dilakukan dalam kurun waktu tiga hari setelah dilakukan penahan, penolaka ini juga berdasarkan sesuai dengan Surat Edaran Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku no 6 tahun 2022 dimana dilarang melakukan pengeluaran sapi dari daerah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran untuk senantiasa lapor karantina dalam melalulintaskan setiap komoditas pertanian karena dengan hal tersebut dapat menjaga wilayah di Indonesia dari ancaman HPHK maupun OPTK.
#PatuhKarantina #KarantinaPertanianTernate
