Logo Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate

Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate

Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian

Pasokan Sayuran Turun, Tanda Kemandirian Pangan Maluku Utara?

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Bacakan”] Ternate – Sebagian kebutuhan sayuran Maluku Utara dipasok dari daerah sekitarnya, terutama Manado dan Bitung. Namun, pandemi Covid-19 rupanya berpengaruh pada lalu lintas sayuran yang masuk ke Maluku Utara.

Berdasarkan data IQFast (Indonesia Quarantine Full Automation System) Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate, terjadi penurunan pasokan beberapa jenis sayuran yang masuk ke Maluku Utara. Pada periode Januari-Maret 2020, komoditas bawang merah, bawang putih, dan tomat mengalami penurunan hingga 70% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, cabai mengalami penurunan sekitar 34%. Komoditas sayuran lain seperti bawang daun, sawi, kentang, dan wortel juga mengalami penurunan dengan angka bervariasi, antara 55 – 74%. Hanya kubis yang penurunannya tidak begitu besar, yaitu di kisaran 20%.

Adapun di periode April-Juni 2020 ini, pasokan sayuran kembali meningkat. Dibandingkan periode Januari-Maret 2020, pemasukan bawang merah mengalami kenaikan sebesar 39%, bawang putih 115%, cabai 53%, dan tomat 27%. Komoditas sayuran lain seperti sawi mengalami kenaikan 24% dan wortel 56%. Kubis cenderung stabil.

Secara umum, pasokan sayuran dari periode Januari-Juni 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan bisa jadi karena adanya aturan PSBB sehingga lalu lintas kapal dari Manado dan Bitung yang biasanya mengangkut sayuran berkurang. Namun, bisa juga karena petani Maluku Utara sudah mampu menyuplai sayuran untuk memenuhi kebutuhan lokal. Mengapa? Karena angka penurunan di IQFast bahkan sudah terlihat sejak awal tahun 2020, dimana pada waktu itu belum ada pengumuman resmi pemerintah mengenai Covid-19.

Jika benar, maka ini menjadi berita gembira bagi masyarakat Maluku Utara. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berkali-kali menyatakan bahwa salah satu kunci untuk tetap dapat bertahan di tengah pandemic seperti ini yaitu dengan memperkuat kemandirian pangan. Masyarakat perlu didorong untuk mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan. Petani local pun didorong dalam optimalisasi lahan pertanian sehingga ketergantungan pasokan bahan pangan pada daerah lain sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Bagikan:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on pinterest
Pinterest
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on pinterest

Berita Lainnya:

Translate »
Skip to content