Logo Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate

Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate

Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian

Miliki Rempah Berlimpah, Kementan Dorong Malut Ekspor Langsung

Rilis Kementan, 24 Mei 2019: /R-Kementerian Pertanian/05/2019

Ternate – Rempah-rempah, menjadi ciri khas yang sangat lekat bagi wajah Maluku Utara. Pala dan cengkeh Maluku Utara telah dikenal luas oleh masyarakat dunia sejak abad XVI, saat bangsa Eropa datang dan memperebutkan wilayah penghasil rempah-rempah ini.

Indonesia saat ini menguasai hampir 75% pasar pala dunia. Pala Indonesia telah diekspor ke sejumlah negara Uni Eropa, seperti Belanda, Italia, Inggris, dan Jerman. Pala Indonesia dikenal memiliki rasa dan aroma yang khas sehingga sangat diminati. Kandungan minyak pala Indonesia juga tinggi sehingga sangat menguntungkan saat diolah menjadi bahan baku industri farmasi dan kosmetika. Sementara itu untuk cengkeh, Timur Tengah menjadi pasar cengkeh terbesar dari Indonesia.

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan program Agro Gemilang (Ayo Galakkan Ekspor oleh Generasi Milenial Bangsa) terus lakukan gerakan bersama untuk mengakselerasi ekspor komoditas pertanian. Terkait akselerasi ekspor, Barantan berperan dalam fasilitasi produk ekspor pertanian. “Barantan fasilitasi layanan sertifikasi karantina, baik Health Certificate (HC) maupun Phytosanitary Certificate (PC) yang menjadi kunci pokok untuk menembus pasar internasional. Penerapan prinsip SPS-WTO menjadikan peran Barantan sangat strategis,” jelas Sujarwanto, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan saat berikan sambutan dalam acara diskusi kelompok terfokus, Focus Group Discussion (FGD) di Ternate (24/5).

Menurut Asrul Gailea, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Utara, Pemprov Maluku Utara (Malut) terus melakukan berbagai upaya untuk mengekspor langsung tiga komoditas unggulan daerah ini yakni cengkih, pala, dan kopra. Selama ini, memang belum ada ekspor rempah langsung dari Malut. Pala dan cengkeh asal Malut dikirim ke Surabaya dan Bitung terlebih dahulu, baru kemudian ekspor dilakukan dari sana.

Andi Yusmanto, Kepala Karantina Pertanian Ternate memaparkan data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya yakni pala yang dilalulintaskan keluar selama tahun 2018 yaitu sebanyak 2.783,1 ton dengan nilai perdagangan Rp. 153 milyar. Sementara itu untuk cengkeh yang keluar selama tahun 2018 sebesar 2.087,5 ton dengan nilai perdagangan sebesar Rp. 187 milyar. Diharapkan, komoditas unggulan ini segera menyusul, dapat diekspor langsung dari Malut, agar petani mendapatkan manfaat atas nilai tambahnya, tutur Andi.

Selain rempah, Malut juga memiliki potensi besar akan kelapa. Kopra, sebagai produk turunan kelapa pernah diekspor langsung ke Philipina. Namun sejak tahun 2017, ekspor kopra terhenti. Sama dengan pala dan cengkeh, kopra Malut dikirim dulu ke Surabaya dan Bitung. Selama 2018, kopra yang dilalulintaskan keluar sebesar 72.516,5 ton dengan nilai perdagangan mencapai Rp. 362 milyar.

Potensi ekspor yang dimiliki Propinsi Malut sangat besar, namun belum dapat lakukan ekspor secara langsung ke negara tujuan. “Hambatan kita dalam ekspor produk pertanian adalah pemenuhan kualitas produk ekspor yang harus ditingkatkan agar dapat menembus pasar dunia,” ungkap Sujarwanto.

Isu racun alfatoxin pada produk pertanian Malut salah satunya yang menjadi kendala. Alfatoxin merupakan segolongan senyawa toksik (mikotoksin, toksin yang berasal dari fungi) yang dikenal mematikan dan karsinogenik bagi manusia dan hewan. Komoditas produk pertanian yang mengandung alfatoxin biasanya ditolak negara ekspor terkait keamanan pangan karena berbahaya bagi manusia dan hewan. “Sebagaimana peran, tugas dan fungsi Barantan dalam cegah tangkal hama penyakit hewan dan tumbuhan baik dari dalam maupun luar negeri, ini menjadi perhatian kami, dan Barantan siap untuk mengawal dengan memberikan bimbingan teknis agar komoditas pertanian kita sehat, aman dan dapat memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor,” pungkas Sujarwanto.

Narasumber : 
1. drh. Sujarwanto., MM, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan
2. Asrul Gailea, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Utara
3. Andi PM Yusmanto, SP., MH, Kepala Balai Karanrina Pertanian Kelas II Ternate

Bagikan:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on pinterest
Pinterest
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on pinterest

Berita Lainnya:

Translate »
Skip to content