
Ternate – Jika tidak bisa diambil seluruhnya, maka jangan ditinggalkan seluruhnya. Itu kata orang bijak. Apa hubungannya dengan karantina?
Karimin bicara masalah ekspor. Dimana-mana, UPT karantina menggiatkan ekspor. Bagaimana dengan UPT yang minim bahkan tidak ada ekspor?
Jangan ditinggalkan seluruhnya, itu kuncinya. Ini pula yang dilakukan Karantina Ternate, hari ini (26/03). Sudah hampir 3 tahun ekspor komoditas pertanian di Maluku Utara macet. Masalahnya komplek. Dari mulai infrastruktur, kualitas produk, hingga masalah permodalan. Karantina diam? Tidak dong.
Mengundang berbagai instansi terkait, seperti Bea Cukai, Pelindo, KSOP, dan Dinas Pertanian, Karantina Ternate lakukan Focus Group Discussion (FGD). Temanya, “Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Langsung dari Maluku Utara Tahun 2019”.
“FGD ini tindak lanjut dari MoU mengenai ekspor langsung. Kita lakukan langkah nyata, bukan hanya wacana. Ini bukti kita serius,” kata Andi Yusmanto, Kepala Karantina Ternate.
Sejumlah pihak menyatakan kesiapannya dalam mendukung ekspor langsung ini. Pelindo bahkan sudah bergerak maju, menyiapkan infrastruktur pelabuhan.
“Targetnya tahun ini kita bisa ekspor langsung. Kopra, pala, cengkih masih menjadi komoditas unggulan. Dalam waktu dekat kita juga akan undang pelaku usaha,” tambah Andi Yusmanto.
Sulit, tapi mungkin. Apalagi semua pihak sudah berada pada frekuensi yang sama. Jadi, tak ada kata berpangku tangan dalam kamus karantina. Menciptakan arus, itu pelajaran yang bisa diambil Karimin hari ini. Bagaimana dengan SobatQ?