Ternate – Penyakit Mulut dan Kuku ini merupakan wabah penyakit yang menyerang pada hewan berkuku belah salah satunya yaitu sapi. PMK ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar.
Sesuai dengan data di crisis center PMK, saat ini sejumlah 16 provinsi di Indonesia yang terkena wabah PMK. Namun, beberapa daerah masih berstatus zona hijau PMK dan salah satunya yaitu daerah Maluku Utara. Tentunya, untuk tetap mempertahankan Maluku Utara sebagai zona hijau, Karantina Ternate terus perketat pintu pemasukan dan pengeluaran dengan selalu melakukan pengawasan.
Selain itu, Karantina Ternate juga laksanakan kegiatan mitigasi PMK di 8 kabupaten/kota di Maluku Utara sebagai tindakan pencegahan wabah ini agar tidak masuk dan menyebar di Maluku Utara.
“Kegiatan mitigasi PMK ini diadakan guna memberikan pemahaman kepada masyarakat Maluku Utara tentang wabah PMK, dan Karantina Ternate selalu berusaha menjaga Maluku Utara untuk tetap berada di zona hijau”, terang Yusup Patiroy Kepala Karantina Pertanian Ternate
Halmahera Barat merupakan salah satu kabupaten yang menjadi tempat sosialisasi mitigasi PMK. Pejabat Karantina Ternate turun langsung untuk memeriksa sapi yang dimiliki para peternak serta memberikan edukasi kepada peternak, Jumat (9/9)
“Kegiatan ini mencakup sosialasisi kepada peternak, pencegahan untuk deteksi dini PMK juga dilakukan dengan cara pemeriksaan klinis pada HRP, pemberian obat cacing, pemberian vitamin, dan edukasi ke para peternak ” Ujar Iwan Saepudin selaku Dokter Hewan Karantina yang bertugas.
Selain memberikan sosialisasi kepada masyarakat Karantina Ternate juga berkoordinasi dengan dinas terkait untuk bersama-sama menjaga Maluku Utara tetap bebas dari PMK. Dengan adanya kegiatan sosialisasi mitigasi PMK diharapkan masyarakat lebih paham dan sadar tentang wabah penyakit PMK.
